"frank..frank"sayup-sayup terdengar suara teman gw yang memanggil dari luar dan seketika itu pula gw kumpulkan lembar jawaban ke pengawas.Jrennng jreeeng akhirnya UTS semester ini kelar juga.Selama 2 minggu ini gw berjuang habis-habisan untuk ngadapin nih ujian (hoaxxx).Gw sangat berharap kalau hasil ujian gw kali ini bisa lebih baik dari yang sebelumnya.Semoga saja roda ku mau berputar kembali keatas. Hari Pertama Ujian Hari pertama gw ujian Pengetahuan Lingkungan Industri (PLI).Niat gw dari awalnya udah gak baik.Sebelum ujian,gw bikin contekan lalu dilipat kecil-kecil Hari Kedua Ujian Hari ini gw akan ujian yang namanya Penelitian Operasional II (PO II).Mata kuliah ini benar-benar bikin gw pusing 70 keliling.PO I aja ditolak ama otak gw apalagi yang ini yang tentunya tingkat kesulitan nya lebih tinggi.Soalnya emang cuma 2 tapi,jawabannya panjang banget (capek deh).Karena waktu dikit jadi gw cuma bisa ngerjain satu soal saja.Tapi,hari kedua ini jauh lebih baik lah dari hari pertama. Hari Ketiga Ujian Kali ini gw ujian Kalkulus III.Ini mata kuliah favorit gw nih.Hehehehe Hari Keempat Ujian Lagi-lagi gw berbuat curang dalam ujian ini (ujian Pengantar Ilmu Ekonomi) sama seperti ujian dihari pertama.Namun,ternyata kesialan tetap gak mau beranjak dari gw.Yang gw tulis dicontekan gak ada satupun yang sama bahkan yang mirip pun gak ada.Hal ini cukup bikin gw mulai resah dan gelisah.Ditambah lagi kali ini gw duduk di deretan pertama,persis didepan pengawas."habislah gw kali ini".Di 15 menit pertama gw cuma bisa duduk-duduk sambil liatin soal doang.Tapi tiba-tiba pengawas keluar dan ruang ujian pun mulai berisik."hhhhmm kesempatan nyontek nih"pikir gw.Gw mulai beraksi dan nyontek jawaban orang yang duduk di belakang gw.Tapi,lagi-lagi gw sial.Mata ini seperti tidak mau berkompromi.Meskipun jaraknya tidak begitu jauh,mata gw tidak bisa membaca tulisan tersebut.Semuanya seperti kabur.Ternyata mata gw bukanlah mata Elang yang bisa melihat dari jauh dengan jelas.Alhasil gw jawab soal itu sendiri dan dengan seadanya.Hmmmm ini adalah ujian terburuk dari hari pertama ujian. Hari Kelima Ujian Kali ini gw ujian Perencanaan Sistem Kerja dan Ergonomi (PSKE).Dari hari pertama ujian inilah ujian terbaik menurut gw.Di ujian ini gw berhasil menjawab hampir semua soal yang di ujikan.Pokok nya ujian hari ini sungguh-sungguh menyenangkan. :) Hari Keenam Ujian Hari ini gw ujian yang namanya Pengendalian Proses Produksi (PPC).Sal ujian nya emang cuma satu tapi harus dikerjain dengan memakai dua metode dan jawaban nya lebih dari 2 halaman folio (pengalaman waktu kuis).Waktunya cuma 90 menit,alhasil gw cuma bisa nyelesaihin satu metode aja karena waktu nya keburu habis.Gimana mau selesai coba,pas kuis aja waktu nya 3 jam gak selesai apalagi cuma 90 menit."yang benar aja buk". Hari Ketujuh Ujian Hari ini gw ujian Proses Stokastik.Di ujian ini gw lumayan bisa lah ngejawab soal-soalnya tapi,tetap aja gw gak bisa nyelesain semuanya.Soalnya ada tiga tapi lagi-lagi jawabannya panjang banget.Dari 3 soal gw berhasil jawab 2 soal. Hari Kedelapan Ujian Inilah hari terakhir gw ujian.Ujian ini juga merupakan ujian yang paling gw takuti.Bukan karena pelajarannya yang sulit tetapi,karena masuknya jam 07.30 WIB,berbeda dari ujian yang sebelumnya yang masuk jam 10.00 WIB dan 13.30 WIB.Gw takut kalau gw gak bisa bangun pagi.Tetapi dengan menyalakan alarm sebanyak 17 buah,akhirnya gw bisa juga bangun jam 05.30. (wkwkwk).Ujian terakhir gw adalah Tata Tulis dan Profesional.Soal ujian nya sebanyak 102.Gw cuma butuh waktu 35 menit untuk menjawab semuanya dari 90 menit waktu yang disediakan.Ini merupajkan ujian termudah di UTS kali ini. Harapan gw sih semoga aja nilai gw bisa bagus dan kekurangan di UTS ini akan gw perbaiki di UAS mendatang."SEMOGA SAJA".AMIIIN.
Gambaran dari UTS gw
kemudian gw umpetin di kantong baju.Hasilnya semua yang gw tulis gak ada yang keluar di soal.Nasib gw benar-benar sial hari itu.Mau nyontek tapi semuanya pada sibuk dengan pekerjaannya sendiri.Akhirnya,gw isi dengan semampunya.Tapi,menurut gw hasilnya lumayan lah.
bukan nya sombong tapi mata kuliah ini hoki banget buat gw.Walaupun gw gak pernah ngerti ama pelajaran yang satu ini tapi,gw selalu mendapatkan hasil yang cukup baik ketika belajar adik-adiknya (baca Kalkulus I dan Kalkulus II).Ok kita kembali ke topik awal.Ujian gw kali ini gak begitu baik karena gw cuma bisa jawab 3 soal dari 5 soal yang di ujikan.:(
UTS
Pratikum Statistik Pertemuan Ketiga
"mana laporan yang udah kamu bikin"tanya dia kemudian.langsung gw kasih laptop untuk nunjukin hasil kerja gw."ya udah mandi sana" katanya lagi.spontan gw lihat jam.Eiittss tenyata jam udah menunjukkan pukul 07.30 wib padahal gw pratikum jam 08.00 wib.Dengan sekonyong-konyong langsung gw sambar handuk dan pergi mandi.karena terburu-buru alhasil gw mandi dengan seadanya.
Jam udah menunjukkan pukul 07.55 gw udah selesai pake baju dan sepatu.gw disuruh sama teman gw untuk ngeprint tuh laporan dengan teman gw yang satunya lagi yang ntah kapan munculnya.alhasil walaupun waktu udah semakin sempit gw dan teman gw itu cabut untuk mencari tempat ngeprint terdekat sedangkan yang satunya lagi kekampus duluan(selamaaat yaaa).
Jam sudah menunjukkan pukul 08.20 kami baru aja selasai ngprint tuh laporan.gw dan teman gw langsung tancap gas dengan kecepatan 800 km/jam(lebayyy) menuju kampus.sampai nya dikampus kami langsung menuju kelas.karena kami telambat sekitar 20 menit,alhasil gw dan teman gw tidak ikut free test karena waktu nya udah habis.
“buka halaman segitu dan kerjain itu”omel asdos kepada semua peserta pratikum.kami mulai ngerjain yang disuruh asdos tersebut.pas kami memeriksa laporan yang di print tadi ternyata ada beberapa lembar yang gw kerjain tadi malam yang kurang.eeee bussyet dia langsuang aja nyalahin gw seenaknya.padahal bagian gw udah gw bikin dengan lengkap.sebenarnya yang salah ya dia karena udah gw bilang kalau print aja satu-satu.bagian gw print sendiri bagian dia print juga sendiri tapi dia malah marahin gw dan berusaha nyatuin yang gw bikin dengan yang dia bikin dan akhirnya yang bagian gw separohnynya lupa ia pindahkan.tetapi dengan tanpa bersalah dia ngomelin gw.seperti ini semua nya gara-gara gw.selalu aja gw yang di salahkan.padahal gara-gara bikin tuh lapaoran gw begadang semalaman dan gw gak ikut free test.nilai free test gw udah pasti NOL eh..dianya masih aja nyalahihin gw.gw gak terima disalahin begitu aja.Dan sekali lagi jangan nyalahin gw aja karena dalam hal ini semuanya bersalah karena bikin tugas pas mau di kumpulin padahal dikasih waktu dua minggu untuk ngerjainnya.
Cihuuuuuuuyyyyyyyyyyy
Ayeaaaaaaaaahhhhh,akhirnya Blog gw yang gak banget ini memiliki tampilan baru.Hahahahay.Semoga aja dengan tampilan baru ini blog ini bisa lebih baik lagi.Amiin.
Untuk itu mari kita rayakan tampilan baru blog ini dengan makan-makan di rumah masing-masing.hehehehe
Curhat Boo'
Gw ingin banget ganti layout tapi belum kesampaian sampai sekarang gara-gara sibuk dengan yang namanya kuliah.hufff
Perantau Minang di Malaysia
Abdul Aziz Ishak, pada tahun 1983 pernah menulis buku berjudul : “Mencari Bako”. Konon buku ini ia tulis karena kebanggaannya sebagai orang keturunan Minang yang banyak mencipta peradaban di kedua belah negeri, Indonesia dan Malaysia. Walau menurut adat Minangkabau yang matrilineal itu, Aziz tak “benar-benar sebagai orang Minang”, namun kegalauannya mencari keluarga ayah (bako dalam istilah Minangkabau), mendorongnya untuk menulis buku setebal 155 halaman. Dalam buku itu diterangkan, bahwa Aziz merupakan generasi kelima keturunan Datuk Jannaton, anggota keluarga Kerajaan Pagaruyung yang meneroka Pulau Pinang di awal abad ke-18. Walau jauh sudah pertautan Aziz dengan ranah Minang, namun rasa keminangannya itu masih perlu ia nukilkan. Dari catatan ini, terungkap pula nama Jamaluddin atau Che Din Kelang, seorang kaya Minangkabau asal Kelang Selangor, yang menikahi emak tua-nya Aishah. Kini keturunan Datuk Jannaton telah menyebar ke serata dunia, dan banyak dari mereka yang “menjadi orang”. Selain Aziz Ishak yang pernah menjabat menteri pertanian Malaysia, saudara tertuanya Yusof Ishak sukses menjadi Presiden Republik Singapura yang pertama.
Kisah lainnya datang dari Rais Yatim, yang saat ini menjabat sebagai menteri komunikasi, informasi, dan kebudayaan Malaysia. Rais lahir dari pasangan Mohammad Yatim dan Siandam asal Palupuh, Luhak Agam. Orang tuanya yang berprofesi sebagai pedagang, telah merantau ke Malaysia sejak tahun 1920-an. Dalam sebuah autobiografinya, Rais menulis seluk beluk memasak rendang, masakan Minangkabau yang telah mendunia. Rais mencatat, ada tiga kunci memasak rendang agar terasa nikmat : pertama cukup kelapa dan ramuan, kedua mesti dikacau berterusan, dan ketiga apinya jangan besar. Komentar Rais mengenai rendang, melengkapi pengamatannya tentang adat perpatih yang berhulu di Minangkabau. Ternyata kecintaan Rais akan budaya Minang, bukan sebatas masakannya saja. Gaya rumah yang dibangunnya-pun, mengikuti arsitektur Minang beratapkan gonjong. Seperti banyak perantau Minang lainnya yang sukses berkarya di seantero jagad, Rais juga memiliki sifat demokratis dan egaliter. Selain itu karakter Minang yang melekat pada dirinya adalah, ia orang yang berprinsip, mudah bergaul, tahu dengan ereng dan gendeng, serta alur dan patut.
Keluarga kerajaan Negeri Sembilan, yang berketurunan raja-raja Pagaruyung, banyak pula yang tampil ke muka. Pada tahun 1957, pasca lepasnya negeri-negeri semenanjung dan Borneo utara dari penjajahan Inggris, Tuanku Abdul Rahman terpilih sebagai Yang Dipertuan Agung Malaysia pertama. Tidak seperti halnya Rais Yatim dan juga Ishak bersaudara yang mencuat di panggung politik berkat profesionalitas ataupun keilmuannya, pengangkatan Abdul Rahman sebagai ketua Kerajaan Malaysia, lebih dikarenakan kewibawaannya di tengah raja-raja yang lain. Tahta ini merupakan jabatan bergilir, yang diberikan kepada semua raja yang masuk ke dalam persekutuan Malaysia. Setelah Abdul Rahman, Jafar-lah orang Negeri Sembilan berikutnya yang menjabat posisi tesebut. Seperti halnya gambar Mohammad Hatta dalam salah satu pecahan rupiah, dan Yusof Ishak dalam pecahan dollar Singapura, diabadikannya Abdul Rahman pada salah satu pecahan mata uang ringgit, menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang-orang Minang. Satu lagi yang mencuat dari keluarga kerajaan Negeri Sembilan adalah Tuanku Tan Sri Abdullah, yang merupakan putra Tuanku Abdul Rahman. Keberhasilannya membangun serikat niaga Melewar Corporation, telah mengantarkannya sebagai salah satu miliarder Malaysia terkemuka.
Rais Yatim menyambut Minangkabau Food Festival di Kuala LumpurMuszaphar Shukor, contoh suskes ilmuwan Minang di Malaysia. Angkasawan pertama negeri jiran ini, dalam suatu kunjungannya ke Indonesia mengaku berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Walau Payakumbuh merupakan kampung neneknya, namun Muszaphar masih menganggap ranah Minang sebagai asal usulnya. Profesi Muszaphar, sebenarnya adalah seorang dokter ortopedi. Namun perjalanan karirnya, telah mengantarkan ia lepas landas ke luar angkasa. Perjalanannya ke dunia luar itu, masih berkait erat dengan dunia kedokteran yang selama ini ia geluti. Dia bereksperimen mengenai karakteristik dan perkembangan sel-sel kanker hati dan leukimia, serta kristalisasi berbagai protein dan mikroba pada gravitasi rendah. Kepergiannya ke luar angkasa pada Oktober 2007 lalu, tidak hanya membanggakan masyarakat Minangkabau dan Malaysia, namun juga mengangkat harkat dan martabat bangsa Melayu secara keseluruhan.
Perantau lainnya adalah Tahir Jalaluddin. Salah satu dari banyak ulama Minangkabau yang sukses berkarya di Malaysia. Ulama tamatan Al Azhar Kairo ini, merupakan sosok pekerja keras kelahiran Ampek Angkek, Agam. Usahanya dalam menyebarkan paham modernisme kepada masyarakat Islam semenanjung, telah banyak melahirkan ulama-ulama Melayu puritan yang revolusioner. Majalah Al-Iman, merupakan bentuk nyata kontribusi Syeikh Tahir dalam membangun keislaman di Malaysia. Walau cikal bakal kemunculan majalah tersebut ada di Singapura, namun tingginya mobilitas para pembaca Al-Iman, juga turut mempengaruhi proses pembaharuan di Malaysia. Kerasnya Tahir Jalaluddin dalam mendidik, melahirkan seorang lagi politisi Minang yang sukses di Malaysia. Dia adalah Tun Hamdan Syeikh Tahir, yang merupakan putra kandung Syeikh Tahir sendiri. Dalam perjalanannya Hamdan muncul sebagai pendidik Malaysia yang kesohor, dan menjadi pejabat gubernur Pulau Pinang (1989-2001). Kontribusi Hamdan membangun peradaban Malaysia, telah menempatkannya sebagai salah seorang yang sedikit mendapatkan gelar Tun.
Satu lagi nama yang mencuat di Malaysia adalah Ibrahim Anon. Hobi menggambar dan profesinya yang pelukis, telah mengantarkan Ibrahim sebagai kartunis Malaysia kelas wahid. Melalui majalah humor Gila-gila, Ibrahim menciptakan tokoh Ujang. Watak Ujang yang coba disampaikannya dalam visual humor itu, merupakan karakter yang mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat Malaysia. Ketokohan Ujang, membuat namanya lekat di hati. Walau nama Ibrahim tinggi menjulang, namun ia tak pernah lupa dengan asal usulnya di Minangkabau. Drama televisi “Aku Budak Minang, Atuk dan Aca”, merupakan wujud ketaklupaan Ibrahim kepada ranah tumpah darahnya.
Keluarga Saidi, Adnan beserta adik-adiknya Ahmad dan Amarullah, merupakan keluarga pejuang Malaysia yang selalu dikenang. Dibanding kedua saudaranya, Adnan merupakan prajurit Melayu yang cemerlang. Pada tahun 1933 ketika berusia 18 tahun, ia bergabung dalam Resimen Melayu. Setahun kemudian, dia terpilih sebagai anggota terbaik. Dalam pertempuran di Bukit Candu, karir militer Adnan berakhir tragis. Serangan besar-besaran tentara Jepang, telah menewaskannya dan banyak tentara Melayu lainnya. Keberanian Adnan Saidi bersama batalion pertama dan kedua Resimen Melayu dalam mempertahankan Pasir Panjang, menjadi salah satu episode yang kekal dalam lipatan sejarah Malaysia.
Selain nama-nama di atas, masih banyak lagi sosok yang menorehkan tinta emasnya di gelanggang kehidupan jiran Malaysia. Zulhasril Nasir dalam bukunya “Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau” mencatat, setidaknya ada puluhan perantau Minang yang menjadi tokoh pergerakan di Malaysia. Mereka antara lain Ahmad Boestamam, Rashid Maidin, Sutan Jenain, dan Shamsiah Fakeh. Selain itu masih ada nama-nama yang duduk di kursi kementerian seperti Abdul Samad Idris dan Amirsham Abdul Aziz, serta Tan Sri Norma Abbas wanita pertama yang menjabat hakim besar Malaysia. Aznil Nawawi, Azmyl Yunor, dan Sheila Madjid yang kesemuanya berprofesi sebagai artis, menambah panjang deretan nama perantau Minang yang sukses di Malaysia.
sumber: www.afandri81.wordpress.com










