[*3370#] Untuk mengaktifkan Full Rate Codec (EFR) - HP Nokia kamu akan memiliki
kualitas suara yang maksimal tapi, waktu bicara akan berkurang sekitar 5%
[#3370#] Untuk mematikan Full Rate Codec (EFR)
[*#4720#] Mengaktifkan Half Rate Codec - Ponsel nokia kamu akan memiliki kualitas
suara terendah, tetapi akan meningkatkan waktu bicara (Talk time) sekitar 30%
[*#4720#] Mematikan fungsi Half Rate Codec
[*#0000#] Menampilkan informasi firmware ponsel
[*#9999#] Menampilkan informasi firmware ponsel jika *#0000# ngga jalan
[*#06#] Untuk mengetahui International Mobile Equipment Identity (IMEI Number) kita
[#pw+1234567890+1#] Mengunci status provider. (gunakan tanda “*” untuk
memisahkan antara “p,w” dan tanda “+”
[#pw+1234567890+2#] Mengunci status Network. (gunakan tanda “*” untuk
memisahkan antara “p,w” dan tanda “+”
[#pw+1234567890+3#] Mengunci Status Country. (gunakan tanda “*” untuk
memisahkan antara “p,w” dan tanda “+”
[#pw+1234567890+4#] Mengunci status SIM Card. (gunakan tanda “*” untuk
memisahkan antara “p,w” dan tanda “+”
[*#147#] mengetahui siapa yang nelpon kamu terakhir kali (hanya untuk vodofone)
[*#1471#] panggilan terakhir (hanya nntuk vodofone)
[*#21#] Mengetahui kemana semua panggilan dialihkan
[*#2640#] Menampilkan security code yang sedang digunakan
[*#30#] untuk menampilkan private number (Biasanya IM3 neh)
[*#43#] untuk memeriksa status “Call Waiting” di ponsel kamu.
[*#61#] untuk memeriksa nomor panggilan yang “On No Reply”
[*#62#] untuk memeriksa nomor panggilan yang “Divert If Unreachable (no service)”
dan mengetahui kemana dialihkannya
[*#67#] untuk memeriksa nomor panggilan yang “On Busy Calls” dan mengetahui
kemana dialihkannya
[*#67705646#] untuk menghilangkan logo operator pada 3310 & 3330
[*#73#] Untuk menghapus timer ponsel dan score pada games ponsel
[*#746025625#] Menampilkan SIM Lock Status, kalo ponsel kamu mendukung fungsi
power saving “SIM Clock Stop Allowed”, itu berarti kamu bisa mendapatkan waktu
terbaik untuk standby (Berapa lama kamu standby)
[*#7760#] kode produk
[*#7780#] mengembalikan settingan pabrik
[*#8110#] melihat versi untuk nokia 8110
[*#92702689#] menampilkan - 1.Serial Number, 2.Date Made, 3.Purchase Date,
4.Date of last repair (0000 untuk no repair), 5.Transfer User Data. Untuk keluar dari
mode ini, kamu perlu me-restart HP kamu
[*#94870345123456789#] mematikan fungsi PWM-Mem
[**21*nomorhp#] menghidupkan “All Calls” dan mengalikan ke nomor yang tertulis
[**61*nomorhp#] menghidupkan “No Reply” dan mengalikan ke nomor yang tertulis
[**67*nomorhp#] menghidupkan “On Busy” dan mengalikan ke nomor yang tertulis
12345 ini security code bawaan nokia (Standard).
Kode Rahasia Untuk Ponsel Nokia
Zubir Said




Zubir Said adalah pencipta lagu kebangsaan Singapura yaitu Majulah Singapura dan pencipta lagu Semoga Bahagia yang merupakan lagu resmi Hari Anak Singapura dan Festival Kaum Muda Singapura.
Zubir Said dilahirkan pada tanggal 22 Juli 1907 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat dan meninggal di Joo Chiat Place, Singapura pada tanggal 16 November 1987 karena penyakit hati yang dideritanya.
Zubir Said merupakan anak tertua dan memiliki 3 saudara laki-laki dan 5 saudara perempuan. Ibunya meninggal pada waktu Ia masih berusia 7 tahun. Zubir Said belajar musik dan memainkan alat musik suling, gitar dan drum secara otodidak. Meski sempat mengenyam pendidikan di sekolah belanda, Zubir Said lebih tertarik pada panggilan hatinya untuk bermain musik. Pada tahun 1928, Zubir Said merantau ke Singapura untuk mengejar karir dibidang musik meskipun sang ayah, Mohamad Said bin Sanang, melarangnya.
Karir Zubir Said
Zubir Said memulai karir musiknya pada Group Bangsawan, sebuah group opera melayu sebelum pindah ke perusahaan rekamam musik His Master’s Voice pada tahun 1936.
Zubir Said menikahi Tarminah Kario Wikromo seorang penyanyi keroncong di Jawa pada tahun 1938 . Zubir Said kembali ke tanah kelahirannya di Bukit Tinggi pada tahun 1941 dan kembali ke Singapura tahun 1941, dimana beliau bekerja sebagai fotografer paruh waktu untuk Surat Kabar Utusan Melayu agar beliau dapat menulis dan memainkan musik. Karya musikalnya terdiri dari lebih 1500 judul yang belum dipublikasikan karena beliau lebih tertarik pada seni dan mengajar seniman-seniman muda tentang seni musik daripada mengejar keuntungan financial semata atas hasil karya musiknya.
Pada tahun 1957 untuk pertama kalinya karya musikal Zubir Said dipentaskan untuk umum di Victoria Theater dan pada tahun 1958, Dewan Kota menetapkan salah satu komposisinya sebagai lagu resmi kota Singapura yang kemudian menjadi Lagu Kebangsaan Singapura.
Lagu-lagu ciptaan Zubir Said bervariasi mulai dari irama tradisional hingga soundtrack untuk perusahaan film Cathay Keris yang merupakan anak perusahaan dari Cathay Holding Organization. Salah satu lagunya pada film Dang Anom memenangi penghargaan pada Festival Film Asia ke-9 di Seoul, Korea Selatan di tahun 1962.
Para composer menilai karya musik dari Zubir Said ini sebagai lagu Melayu yang sebenarnya karena banyak dari musiknya berkaitan dengan sejarah dan nilai-nilai melayu dan Minangkabau yang membangkitkan semangat kebangsaan pada tahun 1950.
Lagu-Lagu Ciptaan Zubir Said antara lain:
Sang Rembulan Sayang Di Sayang Cinta Selamat Berjumpa Lagi Mari Pancing Ikan Gelora Asmara Kumang Dan Rama-Rama Melodi Asmara Kolam Mandi Setangkai Kembang Melati Nasib Malang Anak Daro
Penghargaan yang pernah diterima
Certificate of Commendation and the Public Star Service (1962)
Jasawan Seni award conferred by eight Malay cultural organizations (1971)
Asean Cultural and Communication Awards (1987)
Lifetime Achievement Award conferred by the Composers and Authors Society of Singapore (1995)
He also received a Certificate of Commendation from the Amalgamated Union of Public Employees for composing the AUPE song.
Reference:
Singapore Cultural Foundation. (1990). Zubir Said: His songs (pp. 9-27). Singapore: Times Books International. (Call no.: RCLOS 780.92 ZUB)
Posthumous award for anthem composer. (1995, April 17). The Straits Times, News Focus, p. 2.
The quiet man who makes lasting music. (1983, October 18). The Straits Times, Bilingual, p. iv.
National Library Board Singapore Sulaiman Jeem. (1988). Mengenang Pak Zubir. Singapura: Pustaka Melayu. (Call no.: RSING Malay 780.924 SUL)
Zubir Said. (1965). Membacha musik. Singapore: Zubir Said. (Call no.: RSEA Malay 780.7 ZUB)
Anthems of our land [Videotape]. [1997]. Singapore: MITA. (Call no.: RAV 959.57 ANT)
Cheramah-cheramah kebudayaan [Microform]. [1990]. London: British Library: Reprographic Section: Reference Service Division. (Call no.: RSEA Malay 306.08999205951 CHE)
Audience turns misty-eyed at tribute to Zubir. (1990, March 10). The Straits Times, p. 24.
Lim, K. K. (1987, November 17). Composer of our National Anthem dies. The Straits Times, p.1.
Mr Marikita: Shy, humble and well-loved. (1987, November 17). The Straits Times, p. 1.
Zubir Said: The man behind the music. (1990, March 9). The Straits Times, p.28
Haji Agus Salim




Agus Salim dilahirkan di Kota Gadang, Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada tanggal 8 Oktober 1884 dan wafat di Jakarta pada tanggal 4 November 1954. Agus Salim adalah putra kelima dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Agus Salim juga terkenal sebagai multi-languages, orang yang menguasai lebih dari dua bahasa. Agus Salim menguasai tujuh bahasa asing yaitu Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Turki, Jepang dan Arab.
Agus Salim adalah manusia yang serba bisa, Agus Salim adalah penerjemah, ahli sejarah, wartawan, sastrawan, diplomat praktisi pendidikan, filsuf dan ulama. Agus Salim adalah tokoh kosmopolitan yang tidak hanya berkiprah domestik saja seperti HOS Tjokroaminoto tetapi sudah mendunia. Agus Salim juga dikenal kalangan cendikiawan diluar negeri sebagai seorang jenius dalam bidang bahasa yang mampu menulis dan berbicara dalam banyak bahasa asing. Tetapi tidak ada gading yang tak retak, Prof. Schermerhorn menulis dalam catatan hariannya tanggal 14 Oktober 1946 bahwa hanya satu kelemahan Agus Salim, yaitu selama hidupnya selalu melarat dan miskin.
Agus Salim diangkat sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 657 Tahun 1961 tanggal 27 Desember 1961. Agus Salim juga mendapat tiga tanda jasa anumerta, yaitu: Bintang Mahaputera Tingkat I (1960), Satyalencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan (1961), dan Pahlawan Kemerdekaan Nasional (1961).
Nama adalah Doa Orangtua
Ketika dilahirkan Agus Salim bernama Masyudul Haq, nama seorang tokoh dari sebuah buku yang dibaca ayahnya. Nama adalah doa, kata nabi, maka dalam pemberian nama itu terkandung harapan agar sang putra kelak menjadi "pembela kebenaran". Ketika Masyudul kecil, ia diasuh oleh seorang pembantu asal Jawa yang memanggil anak majikannya "den bagus", yang kemudian dipendekan jadi "gus". Kemudian teman sekolah dan guru-gurunya pun ikut memanggilnya "Agus".
Pendidikan Agus Salim
Ketika Agus Salim berusia 6 tahun, ayahnya menjadi jaksa tinggi pada pengadilan untuk daerah Riau dan sekitarnya. Agus Salim diterima pada sekolah dasar Belanda ELS (Europeese Lager School).
Pada tahun 1898 setelah lulus dari ELS, Agus Salim dikirim ke Batavia untuk belajar di HBS (Hogere Burger School). Pada tahun 1903, Agus Salim lulus dengan angka tertinggi tidak saja di sekolahnya, tetapi juga untuk sekolah HBS lain seperti Bandung dan Surabaya. Sejak itu nama Agus Salim menjadi terkenal di seantero Hindia Belanda di kalangan kaum kolonial dan terpelajar.
Agus Salim kemudian mengajukan permohonan beasiswa untuk belajar kedokteran di negeri Belanda. Sayangnya permohonan ini ditolak. Para gurunya mengusahakan agar Agus Salim mendapat beasiswa di STOVIA (School tot Opleiding van Inlansche), namun hal ini juga gagal.
Agus Salim pada Masa Penjajahan
Kemudian tahun 1905, Snouck Hurgronye mengusulkan kepada Pemerintah Belanda agar bereksperimen dengan menempatkan tenaga pribumi pada perwakilan Belanda di luar negeri. Agus Salim mendapat tawaran bekerja pada konsulat Belanda di Jeddah sebagai penerjemah dan mengurus urusan haji. Selama Di Jeddah, Agus Salim memperoleh kesempatan untuk memperdalam agama Islam dan bahasa Arab kepada para ulama yang bermukin di Mekkah. Agus Salim juga belajar agama Islam pada saudara sepupunya, Sheikh Ahmad Khatib yang telah bermukim disana.
Selama kurang lebih enam tahun Agus Salim berada di Arab Saudi. Akhirnya pada tahun 1911, Agus Salim pulang ke Indonesia. Kepulangannya dari Tanah Suci ini boleh dikatakan sebagai titik tolak perjuangannya melawan Belanda.
Agus Salim sempat bekerja pada dinas pekerjaan umum. Namun, ia keluar dari birokrasi Belanda dan mendirikan sekolah swasta di kampungnya di Kota Gadang. Hal ini tidak lama dikerjakannya.
Agus Salim kemudian berangkat lagi ke Jakarta dan selanjutnya terjun ke dunia politik melalui Syarikat Islam (menjadi ketua bersama dengan HOS Tjokroaminoto) dan menjadi Ketua Partai Serikat Islam Indonesia.
Agus Salim juga mencoba berbagai pekerjaan selama di Jakarta baik di organisasi politik maupun di pemerintahan. Agus Salim beberapa kali menjadi pengelola surat kabar dan sangat produktif menulis baik tajuk rencana maupun artikel lainnya.
Pada tahun 1915, Agus Salim menjadi Redaktur II di Harian Neratja dan tidak lama kemudian menjadi pemimpin redaksi. Agus Salim pernah menjadi pemimpin redaksi pada Harian Hindia Baroe, Surat Kabar Fadjar Asia, Harian Moestika dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO).
Dalam harian Neratja, 25 September 1917, Agus Salim menulis "dalam negeri kita, janganlah kita yang menumpang".
Pada tahun 1925, Agus Salim membentuk Jong Islamieten Bond, tempat berkumpulnya anak-anak muda Muslim yang kemudian setelah proklamasi tergabung dalam Partai Masyumi, suatu partai moralis pembela demokrasi.
Agus Salim adalah bukan saja sosok yang sangat menghargai demokrasi tetapi Agus Salim juga sangat menghargai hukum hal ini terlihat dalam tulisannya pada harian Fadjar Asia tanggal 29 November 1927, Agus Salim menulis tentang “Polisi dan Rakyat" :
“sikap polisi terhadap rakyat, istimewa keganasan dan kebuasan polisi dalam memeriksa orang yang kena dakwa atau yang hanya kena sangka-sangka rupanya belum berubah-buah. Hampir tiap hari ada pesakitan di depan landraad yang mencabut “pengakuan" di depan polisi yang lahir bukan karena betul kejadian melainkan hanya karena kekerasan siksa".
Agus Salim juga menaruh perhatian khusus terhadap para hakim. “Jika negeri hendak selamat, haruslah pengadilan berderajat tinggi dalam anggapan orang ramai di negeri ini. Dan hakim-hakim, istimewa yang mengepalai majelis pengadilan wajiblah selalu menunjukkan sikap kebesaran yang anggun, disertai kesabaran, keramahan dan kemurahan, yang menunjukkan ia menjaga jalannya hukum dengan sungguh-sungguh, dengan memakai timbangan yang jernih, yang sekali-sekali tidak boleh kecampuran pengaruh cinta dan benci, yang kira-kira boleh memincangkan teraju timbangannya" (Fadjar Asia, 26 Juni 1928).
Meskipun Agus Salim mahir berbahasa asing, Agus Salim justru menunjukan kecintaannya terhadap bahasa Indonesia dengan berpidato dalam bahasa Indonesia pada sidang Dewan Rakyat (Volksraad) sehingga menggegerkan Belanda. Agus Salim adalah orang Indonesia pertama yang berpidato dengan bahasa Indonesia pada Dewan Rakyat ini. Karena apa yang telah diputuskan oleh lembaga ini tidak diindahkan oleh pemerintah Hindia Belanda, Agus Salim keluar dari dewan tersebut tahun 1923. Agus Salim menamakan Volksraad sebagai “komedi omong".
Pada masa penjajahan Jepang Agus Salim ikut aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan karena kemampuan bahasa dari Agus Salim maka ia diminta menjadi anggota Panitia Sembilan yang berperan besar dalam perumusan Pembukaan Undang - Undang Dasar (UUD) 1945, yang semula berjudul Piagam Jakarta.
Masa Kemerdekaan Indonesia
Semasa penjajahan Belanda, Agus Salim tidak pernah ditangkap Belanda. Baru setelah Indonesia merdeka Agus Salim beberapa kali diasingkan bersama dengan pemimpin nasional lainnya. Salah satu sebab adalah karena kepandaiannya dalam berdiplomasi. Agus Salim sangat pandai dalam menyampaikan kritik tajam dan peda kedalam bentuk yang halus dan cerdas.
Setelah Indonesia merdeka, Agus Salim beberapa kali menduduki posisi menteri muda yaitu Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Syahrir II pada tahun 1946 dan Kabinet III pada tahun 1947. Agus Salim juga kemudian menjadi menteri luar negeri yaitu Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin pada tahun 1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta pada 1948 - 1949.
Pengakuan negara-negara Arab atas kemerdekaan Indonesia tahun 1947 dapat dianggap sebagai jasa Agus Salim setelah sebelumnya, sempat selama tiga bulan Agus Salim mengembara di Timur Tengah dengan kondisi keuangan yang sangat terbatas sebagai utusan negara yang baru merdeka. Agus Salim juga pernah mengetuai delegasi Indonesia dalam Inter Asian Relation Conference di India.
Pada tahun 1952, Agus Salim menjabat sebagai Ketua pertama dari Dewan Pers Indonesia.
Pengakuan Internasional
Pengetahuannya yang luas mengenai Islam menyebabkan Agus Salim menjadi dosen tamu di Universitas Cornell dan Princenton University, Amerika Serikat.
Kemampuan bahasa dan keluasan ilmu pengetahuan menyebabkan Agus Salim menguasai suatu diskusi atau percakapan. Prof George Kahin menuturkan bahwa suatu hari ia mengundang Agus Salim dan Ngo Dinh Diem makan di ruang dosen Cornell University. Agus Salim waktu itu sebagai pembicara tamu di Cornel University tersebut sedangkan Ngo Dinh Diem, juga pandai berpidato dan berdebat, saat itu sedang mengumpulkan dukungan bagi Vietnam Selatan. Kahin terperangah karena kedua tokoh itu ternyata sudah asyik berdebat dalam bahasa Perancis. Ternyata Agus Salim dapat membuat Ngo Dinh Diem menjadi pendengar saja.
Ketika mengajar di Cornell University , Agus Salim tidak melupakan kebiasaan mengisap rokok kretek, sehingga para muridnya menjadi tidak asing lagi dengan bau rokok kretek yang eksotik itu.
Seperti kebanyakan orang Minangkabau, Agus Salim tidak pernah rendah diri dalam berhadapan tokoh asing. Ketika mewakili Presiden Soekarno menghadiri upacara penobatan Ratu Inggris Elisabeth tahun 1953, Agus Salim kesal dengan suami ratu yaitu Pangeran Philip yang kurang perhatian terhadap tamu asing yang datang dari negeri-negeri yang jauh. Agus Salim menghampiri dan mengayun-ayunkan rokok kreteknya di sekitar hidung sang pangeran. "Apakah Paduka mengenali aroma rokok ini? " Dengan ragu-ragu menghirup rokok itu, sang pangeran mengakui tidak mengenal aroma tersebut. Agus Salim pun dengan tersenyum berujar “Itulah sebabnya 300 atau 400 tahun yang lalu bangsa Paduka mengarungi lautan mendatangi negeri saya". Maka suasana pun menjadi mencair, sang pangeran mulai ramah meladeni tamunya.
Perbedaan Adalah Rahmat
Dalam sebuah kesempatan sewaktu mengajar di Cornell University, Agus Salim mampir di Washington dan bertemu dengan warga Indonesia. Inilah petikan pesannya kepada pemuda yang masih relevan dengan kondisi kita sekarang,
"Begitu pula di Tanah Air kita. Janganlah pemuda-pemuda Indonesia bimbang tentang adanya berbagai-bagai partai. Bukan uniformitas yang mencapaikan tujuan yang tinggi-tinggi, tetapi besef, kesadaran tentang unitas (kesatuan dan persatuan) dalam berlain-lainan asas, dalam berlain-lain pendapat, satu bangsa, satu Tanah Air, selamat sama selamat, celaka sama celaka. Bukan satu saja, bukan uniform, tapi gerich of het gemeenschappelijk nut, bertujuan pada keselamatan bersama karena keselamatan masing-masing yang tidak membawa keselamatan bersama tidak akan tercapai".
Islam Moderat
Sebagai Ulama, Haji Agus Salim ikut aktif selama duduk pada Panitia Sembilan yaitu memperjuangkan dihapusnya tujuh kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk - pemeluknya”. Keberhasilan Agus Salim ini mengecewakan Soekarno yang sejak awal mendukung terbentuknya Indonesia sebagai negara Islam. Peristiwa ini adalah sejarah besar karena menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara demokrasi modern yang tidak menempatkan salah satu agama sebagai agama negara namun tetap mengacu pada syariat Islam.
Agus Salim juga menganjurkan agar masyarakat selalu mengikuti Al Quran dan Sunnah Rasul dan karena itu Agus Salim menekankan perlunya pemberdayaan masyarakat melalui gerakan - gerakan swadaya masyarakat.
Agus Salim juga menentang pembedaan antara pria dan wanita yang dilakukan dengan membuka tabir pembatas tempat duduk pria dan wanita. Agus Salim adalah penganut paham "Memimpin adalah Menderita, Memimpin adalah Melayani".
Agus Salim juga menolak pandangan yang membagi dunia menjadi dua antara Islam dan Non-Islam. Ia melihat bahwa dunia Islam dan dunia Barat adalah dua buah sumber daya yang harus dimanfaatkan.
Pada tahun 1953 dalam kuliah - kuliahnya di Cornell University, Agus Salim sudah berbicara mengenai pentingnya modernitas Islam, pluralisme dan pemahaman Jihad yang bukan semata-mata perjuangan fisik yang bila harus didefinisikan berarti kerja keras untuk membela kebenaran bukan menyerang atau agresi.
Menurut Agus Salim dalam Al Quran ada tiga kata yang yang merupakan satu akar dengan jihad, yakni ’juhd-un yang mengarah pada pengertian kerja keras; kedua, ijtihad yang lebih menunjuk kesungguhan dari segi pemikiran atau intelektualitas; ketiga, mujahadah, dalam arti mengarah pada spiritual exercise, sebuah olah rohani yang sungguh- sungguh yang biasa dilakukan kaum sufi.
Kehidupan Pribadi Agus Salim
Agus Salim menikah pada tahun 1912, dengan gadis sedesanya di Minangkabau, Zaitun Nahar. Dari perkawinan ini mereka dikaruniai delapan anak. Mereka adalah Theodora Atia, Yusuf Taufik, Violet Hanisah, Maria Zenibiyang, Ahmad Syauket, Islam Basari, Siti Asiah, dan Mansur Abdurrahman Sidik.
Agus Salim sebetulnya tokoh sangat disiplin dalam mendidik dirinya dan keluarga. Setelah anaknya yang pertama lahir, selama 18 tahun Salim sekeluarga hanya makan sayur segar tanpa daging sama sekali. Padahal dalam keluarga Minang, makan daging seperti rendang adalah santapan utama. Ada dua alasan yang mendorongnya melakukan hal tersebut. Pertama, seperti diceritakan oleh anaknya, karena ia menderita ambeien, oleh dokter dianjurkan untuk banyak makan sayur dan berpantang daging. Namun ada pula sumber lain yang mengatakan bahwa Agus Salim takut karena istrinya adalah saudara sepupunya sendiri, kuatir hal itu menyebabkan anak-anaknya cacat. Oleh sebab itu perlu dilakukan diet kesehatan yang sangat ketat agar putra-putrinya yang dilahirkan juga sehat.
Yang menarik dari Agus Salim adalah perhatian yang besar pada keluarganya. Ini terlihat misalnya bagaimana ia mendidik sendiri seluruh anak - anaknya. Bahkan isterinya pun ia wajibkan mengikuti pelajaran yang ia berikan di rumah. Tujuannya, menurut Agus Salim, adalah agar anak-anaknya tidak terpengaruh oleh pikiran dan kebudayaan kaum penjajah.
Selain itu, Agus Salim ingin membentuk sikap dan kepribadian anak-anaknya sesuai dengan keinginannya. Pelajaran yang Agus Salim berikan kepada anak-anaknya antara lain tulis-baca, bahasa asing, budi pekerti, dan pelajaran agama. Agus Salim juga mendidik mereka agar bersifat kritis dan korektif. Sebab itu Agus Salim tak permah marah bila anak-anaknya membantah pendapatnya. Agus Salim pun senang mengajak mereka berdiskusi, berargumentasi, agar pikiran mereka tidak membeku dan tidak bersikap nrimo saja.
Kehidupan rumah tangga Agus Salim sangat sederhana. Kebiasaan Agus Salim yang unik adalah kurang lebih setiap enam bulan sekali mengubah letak meja kursi, lemari sampai tempat tidur rumahnya. Kadang-kadang kamar makan ditukarnya dengan kamar tidur. Agus Salim berpendapat bahwa dengan berbuat demikian ia merasa mengubah lingkungan, yang manusia sewaktu-waktu perlukan tanpa pindah tempat atau rumah atau pergi istirahat di lain kota atau negeri.
Agus Salim adalah manusia merdeka. Merdeka dalam berhadapan dengan penjajah, merdeka dalam berurusan dengan keluarga, kerabat dan bangsanya sendiri. Merdeka dalam memilih lapangan pekerjaan, merdeka dalam berbusana (yang baik), merdeka dalam bersuara. Merdeka dalam bidang pendidikan.
Reference:
Seratus Tahun Haji Agus Salim, Kustiniyati Mochtar, 1984, Penerbit Sinar Harapan.
Agus Salim, Haji Agus Salim Tentang Perang, Jihad, dan Pluralisme, 2004, Penerbit Gramedia.
Agus Salim Manusia Merdeka, Dr Asvi Warman Adam Sejarawan LIPI, Rubrik Fokus, Harian Kompas, Sabtu 21 Agustus 2004
Panggilan ‘Gus’ itu Datang dari Pelayan, Rubrik Suplemen, Harian Republika, Sabtu 27 Oktober 2001
H Agus Salim di Mata Mereka, Rubrik Suplemen, Harian Republika, Sabtu 27 Oktober 2001
Haji Agus Salim (1884-1954) Jejak Langkah Seorang "The Grand Old Man" , Rubrik Fokus, Harian Kompas, Sabtu 21 Agustus 2004
Rendang Padang Ikon Masakan Indonesia Hadir Di Pameran Wisata Berlin




pakar kuliner Indonesia, William Wongso (63) memperkenalkan Rendang Padang kepada pengunjung pameran pariwisata terbesar di dunia Internationale Tourismus Borse (ITB) yang berlangsung di Messe Berlin, sejak 10 Maret lalu.
Selama pameran berlangsung stand Maskapai Penerbangan Nasional Garuda yang akan melakukan penerbangan perdana dari Amsterdam ke Jakarta pada Juni mendatang, dipenuhi pengunjung yang ingin mencicipi Rendang Padang yang disajikan oleh William Wongso.
Pernah ada yang antri menunggu dengan sabar lebih dari 20 menit menunggu nasi dipanaskan, ujar William Wongso pada acara penutupan pameran pariwisata ITB Berlin, Minggu.
William Wongso yang ditunjuk oleh Dirut Garuda Emirsyah Satar menjadi penasehat bidang kuliner penerbangan Garuda mengatakan bahwa ia menyiapkan lebih dari puluhan kilo rendang.
Menurut Wiliam, pihaknya ingin menjadikan Rendang Padang sebagai ikon dari masakan Indonesia di luar negeri dan hal itu telah dilakukannya dengan memperkenalkan di berbagai negara.
Sejak Januari lalu, pihaknya telah melakukan promosi Rendang Padang mulai dari Belanda sampai ke Australia dan sekarang di Jerman. Ia mengakui sering orang bertanya kenapa harus Rendang Padang, yang dalam masaknya membutuhkan kesabaran dan juga berbagai bumbu serta kompleksitas proses memasak yang cukup lama dan sulit dibayangkan.
Menurut William, saat ini peminat kuliner tidak saja memikirkan masalah makan tetapi juga bagaimana proses cara memasaknya seperti halnya memasak Rendang Padang yang membutuhkan tiga tahap, Tahap pertama baru berupa gulai, tahap kedua berupa kalio dan baru setelah dimasak dengan api kecil selama empat jam jadi rendang.
“Saya ingin setiap perwakilan Indonesia di luar negeri juga dapat mempromosikan Rendang Padang dan membuat menu baku dengan format yang tematis,” ujarnya seraya menambahkan bahwa ia juga ingin Indonesia memiliki menu baku sebagai menu negara.
Untuk itu ia berharap setiap perwakilan dapat menata diri dalam menyajikan masakan kuliner Indonesia di luar negeri dan menegaskan bahwa dalam memasak tidak boleh ada kompromi.
Wiliam Wongso juga mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu merasa khawatir bila sampai masakan Rendang Padang diakui Malaysia, karena rendang Indonesia jauh berbeda dengan rendang Malaysia.
GULAI ASAM PADEH




Saya tidak pernah bosan kalau makan masakan Padang yang satu ini.Selain enak tentunya karena saya emang orang Minang..(hehehehehe)
Asam padeh ini paling nikmat kalo sering dipanasin...makan pake nasih putih...dengan kuahnya yang semakin kering...
wiuh...yo bana ...lamak....
Ingredients:
10 Ekor ikan kembung, bersihkan
600 ml air
1 ibu jari laos, keprek
2 batang sereh, keprek
2 lb daun kunyit
3 butir asam kandis/asam jawa/belimbing wuluh/ manga muda boleh....
Bumbu Dihaluskan:
25 gr cabe merah kering (1/2 genggam cabe merah)
8 butir bawang merah
3 siung bawang putih
1/2 ibu jari jahe
1/2 kelingking kunyit
3/4 sdm garam
Directions:
1. Masak air bersama bumbu yang dihaluskan sampai mendidih
2. Masukkan sereh, laos dan daun kunyit
3. Masukkan Ikan, benar2 bersih...
4. Masukkan asam
5. Masak kira2 25-30 mnt max
6. Angkat dan sajikan
* Harus ada daun kunyit.....
21 Fakta Tentang Jepang

1. Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii / sengsara.
2. Orang Jepang menyukai angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800).
3. Kalau musim panas, drama di TV seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu).
4. Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri. Sehingga bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).
5. Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko/inkan/ cap. Jenis hanko di Jepang ada beberapa, a.l. jitsu-in, ginko-in, dan mitome-in. Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, beli mobil, untuk jadi guarantor, dsb. jenis ini diregisterkan ke shiyakusho. Ginko-in adalah jenis inkan yang dipakai untuk khusus membuat account di bank. inkan ini diregisterkan ke bank. Mitome-in dipakai untuk keperluan sehari-hari, dan tidak diregisterkan.
6. Kalau kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang: ini bacanya bagaimana ? Kalau di Jepang saat diperlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehingga bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hingga tidak bisa ditiru/dibaca oleh orang lain.
7. Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak.
8. Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.
9. Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
10. Pernah nggak melihat cara orang Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”.... dengan jari tangannya ? Kalau agan-agan perhatiin, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang Indonesia umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang, setahu saya, kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan cara menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya akan ditekuk/ditutupkan ke telapak tangan. Kalo nggak percaya, coba deh… jikken dengan teman Jepang anda.
11. Sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen.
12. Kalo naik eskalator di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri, karena sebelah kanan adalah untuk orang yang terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri di kanan kalo kita ga langsung naik.
13. Pacaran di Jepang sungguh hemat, traktir2an bukan budaya pacaran Jepang. Jadi selama belum jadi suami-istri, siapin duit buat bayar sendiri-sendiri.
14. Nganter jemput pacar juga bukan budaya orang Jepang. Kalo mau ketemuan, ya ketemuan di stasiun.
15. Jangan pernah sekali-kali bilang ke orang jepang : “Gue maen ke rumah lu ya”. Karena itu dianggap ga sopan. Ke rumahnya cuma kalo udah diijinin.
16. “Aishiteru” yang berarti aku cinta kamu, jarang dipake sama orang pacaran, kecuali kalo mereka bener-bener udah mau nikah. Biasanya mereka make “Daisuke desu” buat ngungkapin kalo mereka sayang sama pacarnya.
17. Sebelum bepergian, biasanya orang Jepang selalu ngecek ramalan cuaca. Dan 90% ramalan cuaca itu akurat. Itu sebabnya kalo ada orang bawa payung, pasti kita bakal liat orang yang lainnya lagi bawa payung juga. Dan perempatan Shibuya adalah tempat yang paling menarik ketika hujan, karena dari atas kita akan melihat lautan payung yang berwarna-warni.
18. Bunga sakura adalah bunga yang spesial di Jepang, karena bunganya hanya tumbuh 2 minggu selama setahun. Ketika tumbuh, bunganya memenuhi seluruh pohon, tanpa daun. Setelah 2 minggu, ga ada satupun bunga sakura, yang ada hanyalah daun-daun hijau, tanpa bunga, dan jadi ga menarik lagi.
19. Di Indonesia, kita bakal dapet duit kalo kita ngejual barang bekas kita ke toko jual-beli. Tapi di Jepang, kita malah harus bayar kalo mau naro barang kita di toko jual-beli. Itulah sebabnya kenapa orang Jepang lebih milih ninggalin TV bekas mereka gitu aja kalo mo pindah apartemen.
20. Di perempatan jalan Kyoto, perempatan jalan yang kecil, ga ada mobil sama sekali, tapi ada lampu merah, pejalan kaki selalu berhenti ketika lampu tanda pejalan kaki menunjukkan warna merah. Mereka santai aja, baca koran, ngobrol, ngerokok, dan kemudian jalan lagi ketika lampu sudah hijau. Padahal ga ada mobil yang lewat satupun. Mungkin kalo mereka ngelanggar peraturan juga ga akan celaka.
21. Mereka ga percaya Tuhan (mayoritas atheis), tapi mereka bisa disiplin dan taat sama peraturan. Mungkin karena itu negara mereka maju.
6 Manfaat Ponsel Yang Belum Banyak Diketahui Orang

Ternyata ponsel juga punya banyak manfaatnya loh..selain bisa nelpon, sms, internetan, dll..
1. Tips atau cara meminta pertolongan dengan Nomor Darurat
Nomor darurat untuk ponsel atau telpon genggam adalah 112. Jika anda sedang di daerah yang tidak dapat menerima sinyal telepon dan perlu memanggil pertolongan, anda bisa tekan nomor 112 dari handphone atau ponsel anda. Ponsel anda akan mencari network atau jaringan yang ada untuk menyambungkan nomor darurat bagi anda. Yang menarik, nomor 112 juga bisa ditekan walaupun keypad ponsel anda terkunci atau dilock.
2. Kunci mobil anda ketinggalan di dalam mobil? Ini tips nya:
Anda memakai kunci mobil remote? Kalau kunci mobil anda ketinggalan dalam mobil dan remote cadangannya di rumah, anda tinggal telpon orang rumah dengan ponsel, lalu dekatkan ponsel atau HP anda kurang lebih 30 cm dari mobil. Mintalah orang rumah untuk menekan tombol pembuka pada remote cadangan yang ada di rumah (waktu menekan tombol pembuka remote, mintalah orang rumah mendekatkan remotenya ke telepon yang dipakainya).
3. Tips atau cara men-charge baterai ponsel atau HP dengan baterai cadangan yang tersembunyi
Kalau baterai handphone atau ponsel anda hampir habis, padahal anda sedang menunggu telpon penting, silahkan tekan * # 4720 #, maka telpon anda otomatis akan melakukan restart. Baterai Hp atau ponsel anda akan bertambah 30%. Baterai cadangan ini akan terisi waktu anda men-charge HP anda (tips ini hanya untuk ponsel buatan Nokia).
4. Tips untuk mengecek keabsahan mobil atau motor anda ( khusus area Jakarta)
Untuk mengetahui keabsahan atau kebenaran informasi mengenai data kendaraan anda, silahkan ketik : metro no polisi kendaraan anda. Contoh : metro B 3660 LO. Lalu kirim ke 1717, nanti akan ada balasan dari kepolisian mengenai data-data kendaraan anda. Tips ini juga berguna untuk mengetahui data-data mobil bekas yang hendak anda beli atau incar.
5. Tips meminta bantuan polisi jika anda sedang terancam jiwanya karena dirampok atau ditodong seseorang
Jika anda dirampok atau ditodong seseorang dan memaksa anda mengambil uang di ATM, maka untuk mengeluarkan uang dari mesin ATM, anda bisa minta pertolongan diam-diam dengan memberikan nomor pin secara terbalik. Misalnya nomor asli pin anda adalah 1254, inputlah menjadi 4521 di ATM, maka mesin ATM akan mengeluarkan uang anda juga tanda bahaya ke kantor polisi tanpa diketahui si perampok atau penodong tersebut. Fasilitas ini tersedia di seluruh ATM tapi hanya sedikit orang yang mengetahuinya.
6.Cara menonaktifkan telepon seluler kita yang dicuri
Untuk memeriksa nomor seri Mobile telepon, masukkan angka berikut pada telepon Anda: * # 0 6 # A 15 digit kode akan muncul di layar. Nomor ini unik untuk ponsel Anda. Menulis itu dan menyimpannya di suatu tempat yang aman. Bila telepon Anda akan dicuri, anda dapat telepon penyedia layanan Anda dan berikan kode ini. Mereka kemudian akan dapat memblokir ponsel Anda sehingga bahkan jika pencuri perubahan kartu SIM, telepon Anda akan sama sekali tidak berguna. Anda mungkin tidak akan mendapatkan ponsel anda kembali, tapi setidaknya Anda tahu bahwa siapa pun yang mencurinya tidak bisa menggunakan / menjualnya baik. Jika semua orang melakukan hal ini, tidak akan ada gunanya orang mencuri ponsel.
Dan Akhirnya ...
Berita Fenomenal
gw ada berita yang sangat fenomenal pada abad ini...
gw cuma mau bilang...
Gugatan-Gugatan Yang Konyol Dalam Hukum
Kita pasti pernah mendengar gugatan aneh dan tidak masuk akal, gugatan tersebut nilanya mencapai miliaran dolar. Seperti salah satu contoh, ada seorang wanita yang menggugat McDonald’s (sipenggugat menang) setelah ia menumpahkan kopi pada dirinya sendiri. Ada lagi pencuri yang menggugat sebuah keluarga setelah ia terluka saat mencoba masuk ke rumah mereka. Itu baru sebagaian kecil contoh. Berikut ini hal tidak lazim dilakukan tetapi ada yang melakukanya.
1. Seseorang menggugat Michael Jordan karena merasa wajahnya serupa
Semua orang ingin menjadi seperti Michael Jordan, kecuali Allen Heckard of Portland.
Pada tahun 2006 ia menggugat Michael Jordan dan perusahaan sepatu Nike lebih dari U$ 800 juta setelah ia menyatakan bahwa mukanya yang mirip dengan Michael Jordan menyebabkan ia menderita secara emosional. ” Aku terus dituduh seperti Michael,” kata Heckard pada waktu itu, “dan itu membuatnya sangat tidak nyaman bagi saya”
2. Seseorang menggugat Budweiser karena promosi yang salah.
Terhadap Anheiser-Busch karena iklan yang di tampilakan di televisi dianggapnya berbohong dan hal itu menyebabkan tekanan emosi, dan menyebabkan kerugian finansial. Harris mengatakan bahwa ketika ia minum beer yang diiklankan di televisi para wanita tidak tertarik pada dirinya seperti iklan tersebut.Pihak Budweiser digugat sebesar U$ 10.000.
3 . Menggugat diri sendiri
California senilai U$ 3600, karena salah satu mobil truk milik pemerintah kota menabrak mobilnya. Tapi masalahnya sopir truk tersebut adalah Dia sendiri . Meskipun Gokey mengakui kecelakaan tersebut karena kesalahanya.Setelah pihak dewan kota menolak gugatan tersebut dikarenakan secara hukum seseorang tidak bisa menuntut dirinya sendiri, gokey mengajukan gugatan baru atas nama istrinya.
4. Seorang Surfer (Peselancar) menggugat seseorang yang dianggap mencuri ombak.
Melakukan gugatan ke pengadilan karena salah seorang peselancar dituduh telah mencuri ombak/gelombang yang seharusnya posisinya berada lebih baik dari pada peselancar lainya.Pria itu mengatakan akibat peristiwa tersebut dia merasa sakit hati dan menderita, karena gagal menaklukan ombak yang besar untuk berselancar.
5. Mahasiswa menggugat Kampusnya karena bau kaki.
Belanda menggugat kampusnya tempat kuliah setelah diusir dari kelas. Hal itu terjadi karena bau kakinya sagat menyengat. Dosen dan siswa lainya terganggu karena bau yang sangat yang sangat menyengat tersebut.Setelah delapan tahun masa persidangan, pada tahun 2009 hakim mengatakan tidak ada alasan untuk mengusir mahasiswa yang mempunyai kaki yang bau.Setelah memberkan putusan hakim mengatakan “kami berpendapat bahwa profesor dan mahasiswa lainya seharusnya menahan bau dan harus siap menanggungnya.
6. Peramal Rusia menggugat NASA.
Marina Bai seorang peramal dari rusia menuntut NASA karena dituduh telah mengganggu keseimbangan alam. Pada waktu itu NASA baru saja meluncurkan wahana ruang angkasa untuk mempelajari salah satu komet yang mendekati bumi. Bai menggugat atas kerugia moral dan penderitaan. Ia juga mengatakan hal itu mengganggu keseimbangan alam dan mengganggu bisnis ramalan bintangnya. Tetapi kasus itu akhirnya ditolak setelah seorang fisikawan berpendapat bahwa penyelidikan tidak memiliki efek nyata pada lintasan komet.
7. Manusia menggugat Tuhan
Pada tahun 2005, seorang tahanan Rumania bernama Pavel Mircea berusaha untuk menuntut Tuhan karena dianggap telah lalai dan menipunya. Mircea, yang telah menghabiskan dua puluh tahun di balik jeruji besi karena kasus pembunuhan.
Tuhan telah gagal mengigatkan dia agar tidak berbuat jahat seperti yang telah dijanjikan di pembaptisan, ini sama saja dengan pelanggaran kontrak. Ujarnya.
Suku Minangkabau
Suku Minangkabau atau Minang adalah kelompok etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama ibukota propinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Adat istiadat Minang sangat khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal, walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam. Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia. Selain itu, etnik ini juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang singkat dalam pernyataan Adat basandi syara', syara' basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al Qur'an) yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam
Orang Minangkabau sangat menonjol dibidang perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka merupakan pewaris terhormat dari tradisi tua Kerajaan Malayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis.Hampir separuh jumlah keseluruhan anggota suku ini berada dalam perantauan. Minang perantauan pada umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Medan, Palembang,Yogyakarta dan Surabaya. Di luar wilayah Indonesia, suku Minang banyak terdapat di Malaysia (terutama Negeri Sembilan) dan Singapura. Di seluruh Indonesia dan bahkan di mancanegara masakan khas suku ini, yang populer dengan sebutan masakan Padang, sangatlah digemari.
Tanah Minang pernah menjadi ajang perang Paderi yang terjadi pada tahun 1803 - 1838, dan merupakan salah satu perang penaklukan terlama yang dilancarkan Belanda dalam politik ekspansinya di abad ke-19 di Nusantara. Kekalahan dalam perang tersebut menyebabkan tanah Minang berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial Hindia-Belanda sejak tahun 1838, dan berakhir pada tahun 1942 seiring dengan penyerahan kekuasaan kepada Jepang.
Etimologi
Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal sebagai tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai Majapahit) yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang lapar dengan diberikan pisau pada tanduknya. Dalam pertempuran, anak kerbau itu menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya dan ingin menyusui maka anak kerbau kecil langsung menanduk serta mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan tersebut menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau.
Untuk nama Minangkabau itu sendiri, juga telah digunakan untuk menyebut sebuah nagari, yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di kecamatan Sungayang, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.
Dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit, Nagarakretagama bertarikh 1365 M, juga telah ada menyebutkan nama Minangkabwa sebagai salah satu dari negeri Melayu yang ditaklukannya.
Sedangkan nama "Minang" itu sendiri juga telah disebutkan dalam Prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh 682 Masehi dan berbahasa Sansekerta. Dalam prasasti itu dinyatakan bahwa pendiri kerajaan Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang bertolak dari "Minānga" .... Beberapa ahli yang merujuk dari sumber prasasti itu menduga, kata baris ke-4 (...minānga) dan ke-5 (tāmvan....) sebenarnya tergabung, sehingga menjadi mināngatāmvan dan diterjemahkan dengan makna sungai kembar. Sungai kembar yang dimaksud diduga menunjuk kepada pertemuan (temu) dua sumber aliran Sungai Kampar, yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan. Namun pendapat ini dibantah oleh Casparis, yang membuktikan bahwa "tāmvan" tidak ada hubungannya dengan "temu", karena kata temu dan muara juga dijumpai pada prasasti-prasasti peninggalan zaman Sriwijaya yang lainnya. Oleh karena itu kata Minanga berdiri sendiri dan identik dengan penyebutan Minang itu sendiri.
Asal usul
Suku merupakan basis dari organisasi sosial dan sekaligus tempat pertarungan kekuasaan yang fundamental. Pengertian awal kata suku dalam Bahasa Minang dapat bermaksud satu per-empat, sehingga jika dikaitkan dengan pendirian suatu nagari di Minangkabau, dapat dikatakan sempurna apabila telah terdiri dari komposisi empat suku yang mendiami kawasan tersebut. Selanjutnya, setiap suku dalam tradisi Minang, diurut dari garis keturunan yang sama dari pihak ibu, dan diyakini berasal dari satu keturunan nenek moyang yang sama.
Suku terbagi-bagi ke dalam beberapa cabang keluarga yang lebih kecil atau disebut payuang (payung). Adapun unit yang paling kecil setelah sapayuang disebut saparuik. Sebuah paruik (perut) biasanya tinggal pada sebuah rumah gadang secara bersama-sama namun hanya kaum perempuan dan anak-anak yang jadi penghuni rumah gadang. Sedangkan laki-laki menetap di rumah istrinya, dan jika laki-laki tersebut belum menikah biasanya tidur di surau. Surau biasa digunakan sebagai tempat mengaji Al Qur'an, berdiskusi, dan berlatih silat.
Selain sebagai basis politik, suku juga merupakan basis dari unit-unit ekonomi. Kekayaan ditentukan oleh kepemilikan tanah keluarga, harta, dan sumber-sumber pemasukan lainnya yang semuanya itu dikenal sebagai harta pusaka. Harta pusaka merupakan harta milik bersama dari seluruh anggota kaum-keluarga. Harta pusaka tidak dapat diperjualbelikan dan tidak dapat menjadi milik pribadi. Harta pusaka semacam dana jaminan bersama untuk melindungi anggota kaum-keluarga dari kemiskinan. Jika ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan atau tertimpa musibah, maka harta pusaka dapat digadaikan.
Nagari
Daerah Minangkabau terdiri atas banyak nagari. Nagari ini merupakan daerah otonom dengan kekuasaan tertinggi di Minangkabau. Tidak ada kekuasaan sosial dan politik lainnya yang dapat mencampuri adat di sebuah nagari. Nagari yang berbeda akan mungkin sekali mempunyai tipikal adat yang berbeda. Tiap nagari dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri dari pemimpin suku dari semua suku yang ada di nagari tersebut. Dewan ini disebut dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN). Dari hasil musyawarah dan mufakat dalam dewan inilah sebuah keputusan dan peraturan yang mengikat untuk nagari itu dihasilkan.
Faktor utama yang menentukan dinamika masyarakat Minangkabau adalah terdapatnya kompetisi yang konstan antar nagari, kaum-keluarga, dan individu untuk mendapatkan status dan prestise.Oleh karenanya setiap kepala kaum akan berlomba-lomba meningkatkan prestise kaum-keluarganya dengan mencari kekayaan (berdagang) serta menyekolahkan anggota kaum ke tingkat yang paling tinggi.
Dalam pembentukan suatu nagari sejak dahulunya telah dikenal dalam istilah pepatah yang ada pada masyarakat adat Minang itu sendiri yaitu Dari Taratak manjadi Dusun, dari Dusun manjadi Koto, dari Koto manjadi Nagari, Nagari ba Panghulu. Jadi dalam sistem administrasi pemerintahan di kawasan Minang dimulai dari struktur terendah disebut dengan Taratak, kemudian berkembang menjadi Dusun, kemudian berkembang menjadi Koto dan kemudian berkembang menjadi Nagari. Biasanya setiap nagari yang dibentuk minimal telah terdiri dari 4 suku yang mendomisili kawasan tersebut
Penghulu
Penghulu atau biasa yang digelari dengan datuk, merupakan kepala kaum-keluarga yang diangkat oleh anggota keluarga untuk mengatur semua permasalahan kaum. Penghulu biasanya seorang laki-laki yang terpilih diantara anggota kaum laki-laki lainnya. Setiap kaum-keluarga akan memilih seorang laki-laki yang pandai berbicara, bijaksana, dan memahami adat, untuk menduduki posisi ini. Hal ini dikarenakan ia bertanggung jawab mengurusi semua harta pusaka kaum, membimbing kemenakan, serta sebagai wakil kaum dalam masyarakat nagari. Setiap penghulu berdiri sejajar dengan penghulu lainnya, sehingga dalam rapat-rapat nagari semua suara penghulu yang mewakili setiap kaum bernilai sama.
Seiring dengan bertambahnya anggota kaum, serta permasalahan dan konflik intern yang timbul, maka terkadang dalam sebuah keluarga posisi kepenghuluan ini dipecah menjadi dua. Atau sebaliknya, anggota kaum yang semakin sedikit jumlahnya, cenderung akan menggabungkan gelar kepenghuluannya kepada keluarga lainnya yang sesuku.Hal ini mengakibatkan berubah-ubahnya jumlah penghulu dalam suatu nagari.
Memiliki penghulu yang mewakili suara kaum dalam rapat nagari, merupakan suatu prestise dan harga diri. Sehingga setiap kaum akan berusaha sekuatnya memiliki penghulu sendiri. Kaum-keluarga yang gelar kepenghuluannya sudah lama terlipat, akan berusaha membangkitkan kembali posisinya dengan mencari kekayaan untuk "membeli" gelar penghulunya yang telah lama terbenam. Bertegak penghulu memakan biaya cukup besar, sehingga tekanan untuk menegakkan penghulu selalu muncul dari keluarga kaya.
Unsur Masyarakat
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo Sapilin atau Tunggu Tigo Sajarangan . Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dipecahkan oleh ketiga unsur itu secara musyawarah mufakat.
Selain tiga pilar di atas, dalam suatu nagari juga terdapat malim atau kadang-kadang disebut imam, yang bertindak sebagai penguasa agama tertinggi di dalam suatu suku, dan bertanggung jawab dalam permasalahan adat yang terkait dengan agama. Manti atau khatib bertindak dalam urusan pengadilan dan juru tulis, serta menangani keluhan-keluhan atas pelanggaran adat. Dubalang (hulubalang) bertugas menangani masalah-masalah keamanan atau semacam polisi penghulu. Dubalang bertugas mengamankan nagari dari serangan luar nagari ataupun konflik intern yang terjadi antar kaum-keluarga di dalam satu nagari.
Minangkabau Perantauan
Minangkabau perantauan merupakan istilah untuk suku Minangkabau yang hidup di luar provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Merantau merupakan proses interaksi masyarakat Minangkabau dengan dunia luar. Kegiatan ini merupakan sebuah petualangan pengalaman dan geografis, dengan meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib di negeri orang. Keluarga yang telah lama memiliki tradisi merantau, biasanya mempunyai saudara di hampir semua kota utama di Indonesia dan Malaysia. Keluarga yang paling kuat dalam mengembangkan tradisi merantau biasanya datang dari keluarga pedagang-pengrajin dan penuntut ilmu agama.
Para perantau biasanya telah pergi merantau sejak usia belasan tahun, baik sebagai pedagang ataupun penuntut ilmu. Bagi sebagian besar masyarakat Minangkabau, merantau merupakan sebuah cara yang ideal untuk mencapai kematangan dan kesuksesan. Dengan merantau tidak hanya harta kekayaan dan ilmu pengetahuan yang didapat, namun juga prestise dan kehormatan individu di tengah-tengah lingkungan adat.
Dari pencarian yang diperoleh, para perantau biasanya mengirimkan sebagian hasilnya ke kampung halaman untuk kemudian diinvestasikan dalam usaha keluarga, yakni dengan memperluas kepemilikan sawah, memegang kendali pengolahan lahan, atau menjemput sawah-sawah yang tergadai. Uang dari para perantau biasanya juga dipergunakan untuk memperbaiki sarana-sarana nagari, seperti mesjid, jalan, ataupun pematang sawah.
Jumlah Perantau
Etos merantau orang Minangkabau sangatlah tinggi, bahkan diperkirakan tertinggi di Indonesia. Dari hasil studi yang pernah dilakukan oleh Mohctar Naim, pada tahun 1961 terdapat sekitar 32 % orang Minang yang berdomisili di luar Sumatera Barat. Kemudian pada tahun 1971 jumlah itu meningkat menjadi 44 %.Berdasarkan sensus tahun 2000, suku Minang yang tinggal di Sumatera Barat berjumlah 3,7 juta jiwa.Dengan perkiraan 7 juta orang Minang di seluruh dunia, berarti hampir separuh orang Minang berada di perantauan. Melihat data tersebut, maka terdapat perubahan cukup besar pada etos merantau orang Minangkabau dibanding suku lainnya di Indonesia. Sebab menurut sensus tahun 1930, perantau Minangkabau hanya sebesar 10,5% dibawah orang Bawean (35,9 %), Batak (14,3 %), dan Banjar (14,2 %).
Gelombang Rantau
Merantau pada etnis Minang telah berlangsung cukup lama. Sejarah mencatat migrasi pertama terjadi pada abad ke-7, dimana banyak pedagang-pedagang emas yang berasal dari pedalaman Minangkabau melakukan perdagangan di muara Jambi, dan terlibat dalam pembentukan Kerajaan Malayu.Migrasi besar-besaran terjadi pada abad ke-14, dimana banyak keluarga Minang yang berpindah ke pesisir timur Sumatera. Mereka mendirikan koloni-koloni dagang di Batubara, Pelalawan, hingga melintasi selat ke Penang dan Negeri Sembilan, Malaysia. Bersamaan dengan gelombang migrasi ke arah timur, juga terjadi perpindahan masyarakat Minang ke pesisir barat Sumatera. Di sepanjang pesisir ini perantau Minang banyak bermukim di Meulaboh, Aceh tempat keturunan Minang dikenal dengan sebutan Aneuk Jamee, Barus, hingga Bengkulu.Setelah Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, banyak keluarga Minangkabau yang berpindah ke Sulawesi Selatan. Mereka menjadi pendukung kerajaan Gowa, sebagai pedagang dan administratur kerajaan. Datuk Makotta bersama istrinya Tuan Sitti, sebagai cikal bakal keluarga Minangkabau di Sulawesi.Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada abad ke-18, yaitu ketika Minangkabau(kerajaan pagaruyuang)membangun kerajaan siak.
Pada masa penjajahan Hindia-Belanda, migrasi besar-besaran kembali terjadi pada tahun 1920, ketika perkebunan tembakau di Deli Serdang, Sumatera Timur mulai dibuka. Pada masa kemerdekaan, Minang perantauan banyak mendiami kota-kota besar di Jawa, terutama Jakarta. Kini Minang perantauan hampir tersebar di seluruh dunia.
Perantauan Intelektual
Pada akhir abad ke-18, banyak pelajar Minang yang merantau ke Mekkah untuk mendalami agama Islam, diantaranya Haji Miskin, Haji Piobang, dan Haji Sumanik. Setibanya di tanah air, mereka menjadi penyokong kuat gerakan Paderi dan menyebarluaskan pemikiran Islam yang murni di seluruh Minangkabau dan Mandailing. Gelombang kedua perantauan ke Timur Tengah terjadi pada awal abad ke-20, yang dimotori oleh Abdul Karim Amrullah, Tahir Jalaluddin, Muhammad Jamil Jambek, dan Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.
Selain ke Timur Tengah, pelajar Minangkabau juga banyak yang merantau ke Eropa. Mereka antara lain Abdoel Rivai, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Roestam Effendi, dan Nazir Pamuntjak. Intelektual lain, Tan Malaka, hidup mengembara di delapan negara Eropa dan Asia, membangun jaringan pergerakan kemerdekaan Asia. Semua pelajar Minang tersebut, yang merantau ke Eropa sejak akhir abad ke-19, menjadi pejuang kemerdekaan dan pendiri Republik Indonesia.
Sebab Merantau
Faktor Budaya
Ada banyak penjelasan terhadap fenomena ini, salah satu penyebabnya ialah sistem kekerabatan matrilineal. Dengan sistem ini, penguasaan harta pusaka dipegang oleh kaum perempuan sedangkan hak kaum pria dalam hal ini cukup kecil. Selain itu, setelah masa akil baligh para pemuda tidak lagi dapat tidur di rumah orang tuanya, karena rumah hanya diperuntukkan untuk kaum perempuan beserta suaminya, dan anak-anak.
Para perantau yang pulang ke kampung halaman, biasanya akan menceritakan pengalaman merantau kepada anak-anak kampung. Daya tarik kehidupan para perantau inilah yang sangat berpengaruh di kalangan masyarakat Minangkabau sedari kecil. Siapa pun yang tidak pernah mencoba pergi merantau, maka ia akan selalu diperolok-olok oleh teman-temannya.Hal inilah yang menyebabkan kaum pria Minang memilih untuk merantau. Kini wanita Minangkabau pun sudah lazim merantau. Tidak hanya karena alasan ikut suami, tapi juga karena ingin berdagang, meniti karier dan melanjutkan pendidikan.
Menurut Rudolf Mrazek, sosiolog Belanda, dua tipologi budaya Minang, yakni dinamisme dan anti-parokialisme melahirkan jiwa merdeka, kosmopolitan, egaliter, dan berpandangan luas, hal ini menyebabkan tertanamnya budaya merantau pada masyarakat Minangkabau.Semangat untuk merubah nasib dengan mengejar ilmu dan kekayaan, serta pepatah Minang yang mengatakan Karatau madang dahulu, babuah babungo alun, marantau bujang dahulu, di rumah paguno balun (lebih baik pergi merantau karena dikampung belum berguna) mengakibatkan pemuda Minang untuk pergi merantau sedari muda.Singa tidak akan menerkam jika tidak keluar dari kandangnya,anak panah tidak akan menancap jika tidak dilepaskan,orang pintar dan bijak akan pergi meninggalkan tanah kelahirannya untuk merantau serta mencari ilmu dan kelak akan kembali untuk membangun negerinya."satinggi-tinggi tabang nyo bangau,pulang nyo ka kubangan juo,sajauah-jauahnyo denai marantau,pulangnyo ka kampuang halaman juo".
Faktor Ekonomi
Penjelasan lain adalah pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan bertambahnya sumber daya alam yang dapat diolah. Jika dulu hasil pertanian dan perkebunan, sumber utama tempat mereka hidup dapat menghidupi keluarga, maka kini hasil sumber daya alam yang menjadi penghasilan utama mereka itu tak cukup lagi memberi hasil untuk memenuhi kebutuhan bersama, karena harus dibagi dengan beberapa keluarga. Selain itu adalah tumbuhnya kesempatan baru dengan dibukanya daerah perkebunan dan pertambangan. Faktor-faktor inilah yang kemudian mendorong orang Minang pergi merantau mengadu nasib di negeri orang. Untuk kedatangan pertamanya ke tanah rantau, biasanya para perantau menetap terlebih dahulu di rumah dunsanak yang dianggap sebagai induk semang. Para perantau baru ini biasanya berprofesi sebagai pedagang kecil.
Merantau Dalam Sastra
Fenomena merantau dalam masyarakat Minangkabau, ternyata sering menjadi sumber inspirasi bagi para pekerja seni, terutama sastrawan. Hamka, dalam novelnya Merantau ke Deli, bercerita tentang pengalaman hidup perantau Minang yang pergi ke Deli dan menikah dengan perempuan Jawa. Novelnya yang lain Tenggelamnya Kapal Van der Wijck juga bercerita tentang kisah anak perantau Minang yang pulang kampung. Di kampung, ia menghadapi kendala oleh masyarakat adat Minang yang merupakan induk bakonya sendiri. Selain novel karya Hamka, novel karya Marah Rusli, Siti Nurbaya dan Salah Asuhannya Abdul Muis juga menceritakan kisah perantau Minang. Dalam novel-novel tersebut, dikisahkan mengenai persinggungan pemuda perantau Minang dengan adat budaya Barat. Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, mengisahkan perantau Minang yang belajar di pesantren Jawa dan akhirnya menjadi orang yang berhasil. Dalam bentuk yang berbeda, lewat karyanya yang berjudul Kemarau, A.A Navis mengajak masyarakat Minang untuk membangun kampung halamannya yang banyak di tinggal pergi merantau.
Novel yang bercerita tentang perantau Minang tersebut, biasanya berisi kritik sosial dari penulis kepada adat budaya Minang yang kolot dan tertinggal. Selain dalam bentuk novel, kisah perantau Minang juga dikisahkan dalam film Merantau karya sutradara Inggris, Gareth Evans.
Orang Minangkabau dan Kiprahnya
Suku Minang terkenal sebagai suku yang terpelajar, oleh sebab itu pula mereka menyebar di seluruh Indonesia bahkan manca-negara dalam berbagai macam profesi dan keahlian, antara lain sebagai politisi, penulis, ulama, pengajar, jurnalis, dan pedagang. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil (2,7% dari penduduk Indonesia), Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia di abad ke-20 merupakan orang Minang
Keberhasilan dan kesuksesan orang Minang banyak diraih ketika berada di perantauan. Sejak dulu mereka telah pergi merantau ke berbagai daerah di Jawa, Sulawesi, semenanjung Malaysia, Thailand, Brunei, hingga Philipina. Di tahun 1390, Raja Bagindo mendirikan Kesultanan Sulu di Philipina selatan. Pada abad ke-14 orang Minang melakukan migrasi ke Negeri Sembilan, Malaysia dan mengangkat raja untuk negeri baru tersebut dari kalangan mereka. Raja Melewar merupakan raja pertama Negeri Sembilan yang diangkat pada tahun 1773. Di akhir abad ke-16, ulama Minangkabau Dato Ri Bandang, Dato Ri Patimang, dan Dato Ri Tiro, menyebarkan Islam di Indonesia timur dan mengislamkan kerajaan Gowa. Setelah gagal merebut tahta Kesultanan Johor, pada tahun 1723 putra Pagaruyung yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I mendirikan Kerajaan Siak di daratan Riau.
Kedatangan reformis Muslim yang menuntut ilmu di Kairo dan Mekkah mempengaruhi sistem pendidikan di Minangkabau. Sekolah Islam modern Sumatera Thawalib dan Diniyah Putri banyak melahirkan aktivis yang banyak berperan dalam proses kemerdekaan, antara lain A.R Sutan Mansur, Siradjuddin Abbas, dan Djamaluddin Tamin.
Pada periode 1920 - 1960, banyak politisi Indonesia berpengaruh lahir dari ranah Minangkabau. Menjadi salah satu motor perjuangan kemerdekaan Asia, pada tahun 1923 Tan Malaka terpilih menjadi wakil Komunis Internasional untuk wilayah Asia Tenggara. Politisi Minang lainnya Muhammad Yamin, menjadi pelopor Sumpah Pemuda yang mempersatukan seluruh rakyat Hindia-Belanda. Di dalam Volksraad, politisi asal Minang-lah yang paling vokal. Mereka antara lain Jahja Datoek Kajo, Agus Salim, dan Abdul Muis. Tokoh Minang lainnya Mohammad Hatta, menjadi ko-proklamator kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan, empat orang Minangkabau duduk sebagai perdana menteri (Sutan Syahrir, Mohammad Hatta, Abdul Halim, Muhammad Natsir), seorang sebagai presiden (Assaat), seorang sebagai wakil presiden (Mohammad Hatta), seorang menjadi pimpinan parlemen (Chaerul Saleh), dan puluhan yang menjadi menteri, di antara yang cukup terkenal ialah Azwar Anas, Fahmi Idris, dan Emil Salim. Emil bahkan menjadi orang Indonesia terlama yang duduk di kementerian RI. Minangkabau, salah satu dari dua etnis selain etnis Jawa, yang selalu memiliki wakil dalam setiap kabinet pemerintahan Indonesia. Selain di pemerintahan, di masa Demokrasi liberal parlemen Indonesia didominasi oleh politisi Minang. Mereka tergabung kedalam aneka macam partai dan ideologi, islamis, nasionalis, komunis, dan sosialis.
Di samping menjabat gubernur provinsi Sumatera Tengah/Sumatera Barat, orang-orang Minangkabau juga duduk sebagai gubernur provinsi lain di Indonesia. Mereka adalah Datuk Djamin (Jawa Barat), Daan Jahja (Jakarta), Muhammad Djosan dan Muhammad Padang (Maluku), Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuniang dan Moenafri (Sulawesi Tengah), Adenan Kapau Gani (Sumatra Selatan), Eni Karim (Sumatera Utara), serta Djamin Datuk Bagindo (Jambi).
Beberapa partai politik Indonesia didirikan oleh politisi Minang. PARI dan Murba didirikan oleh Tan Malaka, Partai Sosialis Indonesia oleh Sutan Sjahrir, PNI Baru oleh Mohammad Hatta, Masyumi oleh Mohammad Natsir, Perti oleh Sulaiman ar-Rasuli, dan Permi oleh Rasuna Said. Selain mendirikan partai politik, politisi Minang juga banyak menghasilkan buku-buku yang menjadi bacaan wajib para aktifis pergerakan. Buku-buku bacaan utama itu antara lain, Naar de Republiek Indonesia, Madilog, dan Massa Actie karya Tan Malaka, Alam Pikiran Yunani dan Demokrasi Kita karya Hatta, Fiqhud Dakwah dan Capita Selecta karya Natsir, serta Perjuangan Kita karya Sutan Sjahrir.
Penulis Minang banyak mempengaruhi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Mereka mengembangkan bahasa melalui berbagai macam karya tulis dan keahlian. Marah Rusli, Abdul Muis, Idrus, Hamka, dan A.A Navis berkarya melalui penulisan novel. Nur Sutan Iskandar novelis Minang lainnya, tercatat sebagai penulis novel Indonesia yang paling produktif. Chairil Anwar dan Taufik Ismail berkarya lewat penulisan puisi. Serta Sutan Takdir Alisjahbana, novelis sekaligus ahli tata bahasa, melakukan modernisasi bahasa Indonesia sehingga bisa menjadi bahasa persatuan nasional. Novel-novel karya sastrawan Minang seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Layar Terkembang, dan Robohnya Surau Kami telah menjadi bahan bacaan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia dan Malaysia.
Selain melalui karya sastra, pengembangan bahasa Indonesia banyak pula dilakukan oleh jurnalis Minang. Mereka antara lain Djamaluddin Adinegoro, Rosihan Anwar, dan Ani Idrus. Di samping Abdul Rivai yang dijuluki sebagai Perintis Pers Indonesia, Rohana Kudus yang menerbitakan Sunting Melayu, menjadi wartawan sekaligus pemilik koran wanita pertama di Indonesia.
Di Indonesia dan Malaysia, disamping orang Tionghoa, orang Minang juga terkenal sebagai pengusaha ulung. Banyak pengusaha Minang sukses berbisnis di bidang perdagangan tekstil, rumah makan, perhotelan, pendidikan, dan rumah sakit. Di antara figur pengusaha sukses adalah, Abdul Latief (pemilik TV One), Basrizal Koto (pemilik peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara), Hasyim Ning (pengusaha perakitan mobil pertama di Indonesia), dan Tunku Tan Sri Abdullah (pemilik Melewar Corporation Malaysia)
Banyak pula orang Minang yang sukses di dunia hiburan, baik sebagai sutradara, produser, penyanyi, maupun artis. Sebagai sutradara dan produser ada Usmar Ismail, Asrul Sani, Djamaludin Malik, dan Arizal. Arizal bahkan menjadi sutradara dan produser film yang paling banyak menghasilkan karya. Sekurang-kurangnya 52 film dan 8 sinetron dalam 1.196 episode telah dihasilkannya. Film-film karya sineas Minang, seperti Lewat Djam Malam, Gita Cinta dari SMA, Naga Bonar, Pintar Pintar Bodoh, dan Maju Kena Mundur Kena, menjadi film terbaik yang banyak digemari penonton.
Pemeran dan penyanyi Minang yang terkenal beberapa di antaranya adalah Ade Irawan, Dorce Gamalama, Eva Arnaz, Nirina Zubir,Titi Sjuman,BCL,Dude Herlino,Dimas Seto,Nindy,Oppie Andaresta,Melly Zamri,Melanie,Acha Septriasa,Marshanda,Afgan Syahreza,Vidi Aldiano,Beniqno,Nikita willy,Gusti Randa,Adrian Maulana,Arzetty Bilbina,Chikita Meidy,Vany Bauty,DLL yang tidak bisa di sebutkan Satu Persatu. Pekerja seni lainnya, ratu kuis Ani Sumadi, menjadi pelopor dunia perkuisan di Indonesia. Karya-karya beliau seperti kuis Berpacu Dalam Melodi, Gita Remaja, Siapa Dia, dan Tak Tik Boom menjadi salah satu acara favorit keluarga Indonesia. Di samping mereka, Soekarno M. Noer beserta putranya Rano Karno, mungkin menjadi pekerja hiburan paling sukses di Indonesia, baik sebagai aktor maupun sutradara film. Pada tahun 1993, Karno's Film perusahaan film milik keluarga Soekarno, memproduksi film seri dengan peringkat tertinggi sepanjang sejarah perfilman Indonesia, Si Doel Anak Sekolahan.
Di luar negeri, orang Minangkabau juga dikenal kontribusinya. Di Malaysia dan Singapura, antara lain Tuanku Abdul Rahman (Yang Dipertuan Agung pertama Malaysia), Yusof bin Ishak (presiden pertama Singapura), Zubir Said (komposer lagu kebangsaan Singapura Majulah Singapura), Sheikh Muszaphar Shukor (astronot pertama Malaysia), Tahir Jalaluddin Al-Azhari, dan Adnan bin Saidi. Di negeri Belanda, Roestam Effendi yang mewakili Partai Komunis Belanda, menjadi satu-satunya orang Indonesia yang pernah duduk sebagai anggota parlemen. Di Arab Saudi, hanya Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, orang non-Arab yang pernah menjadi imam besar Masjidil Haram, Mekkah.







